Jangkrik (gryllus sp) dikenal sebagai pakan satwa piaraan, khususnya burung berkicau. Namun karena kandungan proteinnya yang mencapai 57,32 persen (sesuai penelitian Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Sudirman Purwokerto) jangkrik pun layak dikonsumsi manusia.
Lebih jauh, data penelitian menyebutkan jangkrik juga memiliki senyawa kimia seperti asam amino yang dibutuhkan untuk proses pembentukan sel. Selain itu, jangkrik juga mengandung glutation (GSH) dan berfungsi sebagai antioksidan alami pada tubuh manusia.
Atas pertimbangan itu, lima mahasiswa Program Studi Biologi Fakultas MIPA ITS Surabaya membuat ke kering berbahan jangkrik. Mereka adalah Ria Hayati, Nanin Dwi Retnowati, Putri Yohana Patangga, Nurma Juwita Sandi dan Muhammad Burhan Rosyidi.
Jangkrik sendiri bukan hewan asing bagi kelima mahasiswa itu. Saat perploncoan mahasiswa baru mereka pernah disuruh makan jangkrik. “Kami diajarkan bagaimana bertahan hidup di alam terbuka. Kan sering ada penelitian di hutan atau konservasi alam,” tutur Nurma, Sabtu (28/6).
Ide kue kering jangkrik ditulis dalam bentuk proposal dan diajukan untuk Kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pada September 2007 yang merupakan program Direktorat Penelitikan dan Pengabdian pada Masyarakat di Ditjen Pendidikan Tinggi. Terdapat empat jenis PKM, yaitu Penelitikan, Penerapan Teknologi, Kewirausahaan dan Pengabdian Masyarakat. Kue jangkrik yang masuk PKM Kewirausahaan ini lolos pada Februari 2008 dan mendapat modal Rp 5 juta untuk dikembangkan. Karya ini akan ditampilkan dalam Gelar Produk Mahasiswa di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional di Semarang, 14-18 Juli 2008.
“Kami memproduksi kue kering dan dijajakan di sekitar kampus ITS, tetangga dan teman,” kata Nurma. Produk itu dikemas dalam plastik mika ukuran kecil dan diberi nama Gryllus Biscuit. Kata jangkrik sengaja tidak digunakan untuk mengantisipasi kesan pertama pembeli.
Satu pak Gryllus Biscuit dijual Rp 3.000 dan mampu bertahan selama dua bulan. Pada sampul kemasan juga diberi keterangan kandungan gizi yang terdapat dalam kue kering itu berikut komposisi bahannya.
Pemilihan jangkrik bukan asal comot. Ria menjelaskan, jangkrik mengandung 105,49 ppm hormon progesteron dan 259,535 hormon esterogen. Kedua hormon itu diketahui baik untuk membangun vitalitas perempuan. Misalnya, bermanfaat untuk pertumbuhan sekunder serta kesuburan, di samping bisa mengurangi rasa nyeri saat menopause dan membuat siklus menstruasi lancar.
Bahkan jangkrik bisa menghasilkan sumber energi 4,87 kalori per gram, jauh di atas bahan makanan lainnya. “Sebenarnya jangkrik sudah dibuat menjadi obat penghilang nyeri menopause dan lancar haid dalam bentuk kapsul,” kata Ria menambahkan.
Nurma dan Ria mempraktikkan pembuatan kue kering jangkrik di rumah kosnya, Jl Hidrodinamika III/6. Dengan modal Rp 50.000, mereka bisa menghasilkan 1 kg kue kering jangkrik.
Selain jangkrik sebagai bahan dasar, dibutuhkan pula tepung terigu, tepung maizena, telur, gula, margarin, room butter, cokelat bubuk dan keju. Perbandingan jangkrik, tepung terigu dan maizena adalah 1:1:1. Untuk 1 kg jangkrik, dibutuhkan pula 10 butir telur. “Room butter dan margarin ditambahkan separuh dari takaran jangkrik,” katanya.
Cara membuatnya, jangkrik dihancurkan hingga lembut, lalu dicampur dengan tepung terigu dan cokelat bubuk. Secara terpisah, dibuat adonan kedua dari telur, room butter, gula dan tepung maizena. Kemudian kedua adonan itu dicampur, digiling, lalu dicetak. Setelah itu dikeringkan dengan oven selama 20 menit. Selamat menikmati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar